
Pernah atau
tidak terfikirkan oleh kita tentang asal usul aljabar tersebut, tetap saja kita
perlu tahu sejarahnya. Memang tidak semua orang ingin tahu apa itu aljabar dan
bagaimana ia bisa menjadi salah satu dari bagian matematika, namun pastinya
sebagian orang sangatlah penasaran bagaimana bisa sesorang menemukan ilmu yang
tidaklah mudah ini. Kita bisa membayangkan sendiri, kita mempelajarinya saja
kadang sudah merasa kesulitan bagaimana dengan penemunya?
Aljabar
berasal dari Bahasa Arab “al-jabr” yang berarti “pertemuan”, “hubungan” atau
“perampungan”. Istilah “aljabar” berasal dari kata Arab “al-jabr” yang berasal
dari kitab “Al-Kitab aj-jabr wa al-Muqabala” (yang berarti “The Compendious
Book on Calculation by Completion and Balancing”) Yang ditulis oleh
matematikawan Persia Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi. Kata “Al-Jabr” sendiri
sebenarnya berarti penggabungan (reunion) .
Matematikawan
Yunani di zaman Hllenisme, Diophantus, secara tradisional dikenal sebagai
“Bapak Aljabr”, walaupun sampai sekarang masih diperdebatkan, tetapi ilmuwan
yang bernama R Rashed dan Angela Armstrong dalam karyanya bertajuk The
Development of Arabic Mathematics, menegaskan bahwa Aljabar karya Al-Khawarizmi
memiliki perbedaan yang signifikan dibanding karya Diophantus, yang kerap
disebut-sebut sebagai penemu Aljabar. Dalam pandangan ilmuwan itu, karya
Khawarizmi jauh lebih baik di banding karya Diophantus.

Para sajarawan meyakini bahwa karya al-Khawarizmi merupakan buku pertama dalam sejarah di mana istilah aljabar muncul dalam konteks disiplin ilmu. Kondisi ini dipertegas dalam pembukuan, formulasi dan kosakata yang secara teknis merupakan suatu kosakata baru.
Ilmu
pengetahuan aljabar sendiri sebenarnya merupakan penyempurnaan terhadap
pengetahuan yang telah dicapai oleh bangsa Mesir dan Babylonia. Kedua bangsa
tersebut telah memiliki catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah
aritmatika, aljabar dan geometri pada permulaan 2000 SM. Dalam buku Arithmetica
of Diophantus terdapat beberapa catatan tentang persamaan kuadrat. Meskipun
demikian persamaan yang ada belum terbentuk secara sistematis, tetapi terbentuk
secara tidak sengaja melalui penyempurnaan kasus-kasus yang muncul. Karena itu,
sebelum masa al-Khawarizmi, aljabar belum merupakan suatu objek yang secara
serius dan sistematis dipelajari.
Dari sekilas
info di atas dapat kita simpulkan bahwa istilah Aljabar yang
sekarang telah meluas di dunia Matematika secara internasional tersebut
ternyata dasar-dasarnya telah dikembangakan bahkan sebelum al-Kwarizmi lahir.
Sehingga
pada intinya Ilmuwan islam bernama al-Kwarizmi ini bukan berhasil menemukan
metodologi baru, akan tetapi berhasil mengumpulkan metodologi yang dipakai
dalam ilmu matematika pada masa sebelum dirinya lahir. Dan yang terpenting
dirinya berhasil pula dalam memecahkan masalah masalah metodologi matematika
yang belum terpecahkan pada waktunya serta berhasil meyakinkan teori yang telah
ada untuk kalangan luas dimasanya bahkan hingga sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar